Filsafat Pendidikan dan Tantangan Kurikulum Multikultural
Keywords:
Filsafat Pendidikan, Kurikulum Multikultural, Inklusivitas, Pluralisme BudayaAbstract
Artikel ini membahas peran filsafat pendidikan dalam merespons tantangan kurikulum multikultural di era globalisasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi literatur (library research), penelitian ini mengkaji bagaimana prinsip-prinsip filosofis, seperti progresivisme, rekonstruksionisme, dan eksistensialisme, dapat diterapkan untuk mengembangkan kurikulum yang inklusif, adil, dan responsif terhadap keragaman budaya. Di tengah meningkatnya pluralisme budaya dan dinamika sosial, pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk kesadaran kritis, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Kurikulum multikultural berupaya mengintegrasikan perspektif beragam kelompok etnis, agama, dan budaya ke dalam proses pembelajaran, namun sering kali menghadapi hambatan seperti resistensi ideologis, bias institusional, dan keterbatasan pedagogis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa filsafat pendidikan memainkan peran kunci dalam merumuskan kerangka teoretis untuk memahami dan mengatasi tantangan tersebut. Pendekatan progresivisme yang menekankan pengalaman belajar yang kontekstual dan demokratis, serta rekonstruksionisme yang mendorong transformasi sosial melalui pendidikan, dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Sementara itu, eksistensialisme berfokus pada kebebasan individu dan autentisitas dalam pendidikan, yang penting untuk mendukung identitas siswa dari berbagai latar belakang budaya. Artikel ini menyimpulkan bahwa integrasi prinsip-prinsip filosofis dalam pengembangan kurikulum multikultural tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga memperkuat kohesi sosial di masyarakat yang semakin beragam.